Sampah plastik termasuk sebagai sumber polusi lingkungan terbesar di dunia. Bila dibiarkan begitu saja, dampaknya bisa merusak ekosistem, mencemari lingkungan, memicu pemanasan global dan berbahaya bagi kesehatan manusia.
Plastik yang sudah tidak terpakai akan menjadi sampah plastik, dan jumlahnya tidak sedikit di bumi ini. Penggunaan plastik sudah dilarang melalui Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 142 Tahun 2019 Tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan.
Berbeda dengan sampah lain yang dengan mudah dapat diurai oleh mikroorganisme dalam tanah, sampah plastik memiliki rantai karbon yang panjang sehingga membutuhkan waktu ratusan, bahkan ribuan tahun agar dapat hancur secara alami. Selama itu pula sampah plastik akan tetap menjadi sampah yang mencemari bumi.
Dampak dan bahaya yang ditimbulkan bagi Kesehatan
1. Beracun
Asap beracun yang ditimbulkan dari pembakaran sampah plastik, jika tidak dibakar sempurna maka plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin, sebuah senyawa yang berbahaya jika terhirup manusia karena akan berisiko memicu penyakit seperti gangguan saraf, hepatitis, pembengkakan hati, hingga kanker.
2. Risiko penyakit serius
Bahan kimia yang terkandung dalam plastik dapat mengkontaminasi makanan dan minuman yang dibungkus, tanpa disadari bahan kimia ini masuk ke dalam tubuh hingga ditemukan dalam darah dan jaringan tubuh, dari sinilah risiko penyakit bermunculan.
3. Mengganggu rantai makanan
Makhluk terkecil seperti plankton pun dapat memakan sampah plastik yang berukuran mikro dan menyerap bahan kimia berbahaya, dan dari sini dimulai rantai makanan yang tidak sehat. Di mana plankton yang telah terkontaminasi dimakan oleh makhluk yang lebih besar dan begitu seterusnya hingga ke manusia.
4. Menggangu lingkungan, yang berakibat;
- Banjir
Sampah kantong plastik juga dapat menyebabkan banjir karena dapat menyumbat saluran-saluran air dan tanggul, bahkan yang terparah adalah dengan yang menghalangi bisa merusak turbin waduk. - Perubahan iklim
Dari awal proses produksi plastik hingga proses pengolahan sampah ini telah mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer, hal ini tentu mengancam kondisi bumi, ditambah dengan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahun dibutuhkan untuk kegiatan produksi plastik ini.
Dapat terlihat bahwa proses produksi pembuatan plastik sangat tidak hemat energi dan mengancam perubahan iklim. - Mengancam kelestarian satwa liar
Kondisi saat ini menunjukkan, kehidupan satwa liar khususnya di laut telah menyatu, banyak kejadian di mana satwa liar mengira plastik adalah makanan, hingga berakibat pada dimakannya plastik oleh satwa liar dan berakibat pada gangguan makan dan pergerakan tubuh, reproduksi, luka pada kulit, bisul, hingga kematian.
Bahkan sampah plastik di laut telah melebihi jumlah zooplankton dengan perbandingan 36:1. - Merusak air tanah bumi
Bahan kimia yang terkubur akan berbahaya dan mengalir keluar hingga diresap oleh tanah, maka air tanah pun tercemari, di mana air ini akan mengalir ke danau dan sungai, hingga mencemari alam secara berkesinambungan.
Melihat fakta bahwa plastik bisa bertahan selamanya, mirisnya 33% bahan plastik hanya dianjurkan untuk dipakai satu kali saja dan lalu dibuang, seperti botol kemasan dan sedotan, hal ini tentu menimbulkan bahaya yang lebih buruk.
Mulailah bijak dalam penggunaan plastik, agar jumlah sampah plastik dapat ditekan dan tidak berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan bila tidak dikelola dengan baik. Mengelola sampah plastik dengan cara memilah dan mendaur ulang adalah salah satu solusinya. PT Mitra Garuda Palapa menydiakan jasa layanan transportasi pengangkutan dan pengelolaan limbah B3.
Jum’at, 30 Desember 2022
Penulis : Nurhofifa