Bahaya Polusi Udara Terhadap Lingkungan
Pencemaran udara dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi yang paling utama adalah karena penyebaran berbagai bahan kimia berbahaya ke atmosfer bumi. Pencemaran udara juga disebut dengan polusi udara. Pencemaran udara dapat terjadi secara alami dan juga secara buatan.
Pencemaran udara adalah pelepasan berbagai macam gas, dan benda-benda padat yang telah terbelah menjadi berkeping-keping hingga menjadi partikel halus atau disebut juga aerosol cair ke atmosfer bumi. Gas tersebut menyebar dengan sangat cepat dan melebihi batas kapasitas yang seharusnya terlepas alami ke alam dan lingkungan yang kemudian digunakan untuk membuang, menyerap dan melarutkannya.
Mengutip dari National Geographic, pencemaran udara dapat diartikan sebagai campuran antara partikel-partikel halus dan juga gas yang kapasitasnya telah melebihi konsentrasi yang sangat berbahaya jika ada di luar atau di dalam ruangan. Polutan yang sangat berbahaya tersebut adalah asap yang biasanya dikeluarkan knalpot, atau asap pabrik, kemudian metana, jelaga, serbuk sari, karbon dioksida dan lainnya yang sangat berbahaya. Ditambah pernyataan dari Natural Resources Defence Council (NRDC), pencemaran udara diartikan kembali sebagai polutan yang dilepaskan ke udara, dan polutan tersebut menyebabkan kerusakan pada kesehatan manusia dan bumi.
Penyebab Pencemaran Udara
Faktor dan penyebab pencemaran udara sangat banyak, dari banyaknya penyebab tersebut, 70% merupakan polutan disebabkan oleh emisi dari kendaraan bermotor.
Kendaraan bermotor merupakan penghasil polusi terbesar karena mengeluarkan banyak sekali zat yang sangat berbahaya dan merusak kesehatan manusia termasuk merusak lingkungan juga. Zat berbahaya tersebut antara lain timbal/timah hitam (Pb), Oksida Fotokimia (Ox), Karbon Monoksida (CO), suspended particulate matter (spm), oksida nitrogen (NOx), dan hidrokarbon (HC).
Dalam perhitungannya sendiri, kendaraan bermotor menyumbang hampir dari 100% timbal, kemudian 13-14% suspended particulate matter (spm), 34-73% oksida nitrogen (NOx), dan kemudian hampir seluruh karbon monoksida (CO) yang ada di udara. Lain lagi dengan debu, debu berasal dari pembakaran yang dihasilkan oleh sampah rumah tangga. Hasil pembakaran ini berjumlah 41% dari jumlah keseluruhannya dan merupakan sumber debu yang ada di Kota Jakarta.
Lalu industri dan juga pabrik memberikan pengaruh buruk pada udara dengan menjadi penghasil utama dari sulfur dioksida. Jika kita menilik kota besar seperti Jakarta, konsentrasi timbal sudah sangat mengenaskan dengan jumlah 100 kali lebih besar dan diambang batas.
Jika tadi kita menghitung persentase pencemaran udara di Indonesia, sekarang mari kita melihat pencemaran udara pada tingkat dunia. Dimana (WHO) sebagai organisasi kesehatan tingkat dunia telah menghitung bahwa 98% perkotaan yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 100.000 dengan penghasilan yang cukup rendah tidak dapat memenuhi kriteria dari standar kualitas udara sehingga negara tersebut memiliki pencemaran udara yang sangat membuat resah. Lalu berdasarkan data, negara dengan penghasilan tinggi berhasil menurunkan 52% tingkat pencemaran udara yang merusak lingkungan mereka.
Oleh karena itu, ayo kita jaga bersama kualitas udara disekitar kita dengan menggunakan moda transportasi umum untuk mengurangi polusi, hemat energi dengan mengurangi penggunaan elektronik sehingga mengurangi jumlah bahan bakar fosil yang akan dibakar, pahami konsep Reduce (mengurangi), Reuse (gunakan kembali) dan Recycle (daur ulang), dan jangan membakar sampah yaa.
21 Juli 2022
Penulis : AS